Resep Bluder Tape
Selain bisa disantap langsung, tape singkong maupun tape ketan dapat dimanfaatkan menjadi aneka kudapan lezat. Mau kue, puding, sampai minuman segar, semua ada. Pembuatannya pun tak sulit.Salah satunya adalah bluder tape, yaiut salah satu jenis bolu dari tape
Resep Bluder Tape sebagai berikut:
BAHAN:
250 gr tape singkong, buang seratnya, haluskan
250 gr margarin
200 gr gula pasir
8 kuning telur
4 putih telur
250 gr tepung terigu
50 gr tepung maizena
100 cc susu cair
1/2 sdt ragi instan
75 gr kismis, cuci dengan air panas, tiriskan
1 butir kelapa muda, serut dagingnya
CARA MEMBUAT:
1. Siapkan loyang tulban ukuran 22 cm, olesi dengan margarin dan taburi tepung terigu, sisihkan.
2. Kocok margarin dan gula pasir sampai lembut. Masukkan telur satu per satu, lalu kocok lagi sampai lembut.
4. Masukkan tepung terigu dan tepung maizena, aduk rata. Tambahkan susu cair, ragi instan, dan tape singkong. Diamkan kurang lebih selama 45 menit, sisihkan.
5. Masukkan dalam loyang, tambahkan kelapa muda. Panggang sampai matang, angkat.
Untuk: 12 potong
Resep bluder Tape ini diambil dari Tabloid Nova
Menerima : Servis Kompor Gas & Regulator atawa sekalian mo' Belajar juga bisa. Menyediakan : Gas 12kg, Regulator, Grosir maupun eceran. Alamat : Jl.Raya Pagojengan, sebrang Masjid Al Hidayah, Pagojengan, km.3 Bumiayu. sMs : 0838 9449 4774
Jumat, 29 April 2011
Combro
Resep Combro
Combro termasuk kudapan yang sampai saat ini tetap disuka. Anda juga kan? Mari kita membuatnya..
Bahan kulit:
100 gram singkong parut
1 sdt garam
200 gram kelapa parut kasar
minyak untuk menggoreng
Bahan isi:
250 gr oncom, cincang kasar
1 batang daun bawang, iris halus
1 1/2 sdt garam
1/4 sdt gula pasir
1 sdm minyak untuk menumis
Bumbu halus:
3 buah cabai merah besar
2 buah cabai rawit merah
5 butir bawang merah
3 siung bawang putih
Cara membuat:
1. Isi, tumis bumbu halus sampai harum. Tambahkan oncom. Aduk rata. Masukkan santan, garam, dan gula pasir. Masak sampai meresap. Tambahkan daun bawang. Aduk rata. sishkan.
2.Kulit: aduk rata singkong, garam, dan kelapa parut.
3. Ambil sedikit adonan. Pipihkan. Beri isi. Bentuk oval.
Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan sampai matang
Untuk 40 buah
Combro termasuk kudapan yang sampai saat ini tetap disuka. Anda juga kan? Mari kita membuatnya..
Bahan kulit:
100 gram singkong parut
1 sdt garam
200 gram kelapa parut kasar
minyak untuk menggoreng
Bahan isi:
250 gr oncom, cincang kasar
1 batang daun bawang, iris halus
1 1/2 sdt garam
1/4 sdt gula pasir
1 sdm minyak untuk menumis
Bumbu halus:
3 buah cabai merah besar
2 buah cabai rawit merah
5 butir bawang merah
3 siung bawang putih
Cara membuat:
1. Isi, tumis bumbu halus sampai harum. Tambahkan oncom. Aduk rata. Masukkan santan, garam, dan gula pasir. Masak sampai meresap. Tambahkan daun bawang. Aduk rata. sishkan.
2.Kulit: aduk rata singkong, garam, dan kelapa parut.
3. Ambil sedikit adonan. Pipihkan. Beri isi. Bentuk oval.
Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan sampai matang
Untuk 40 buah
Kamis, 28 April 2011
makam Ki Buyut Sapu Angin
makam keramat buyut atas angin atau sapu angin
merupakan makam yang di keramatkan khusunya di indramayu
nama beliau juga sering di sebut syekh Alimudin.
makam buyut angin terletak di desa bondan, indramayu
serta jaraknya yang berdekatan dengan masjid kuno bondan
mengenai silsilah makam buyut atas angin atau syekh Amiludin kurang
tahu persis lantaran kuncen penjaga makam tersebut sedang tidak ada di tempat.
Insya Allah, akan segera saya lengkapi
merupakan makam yang di keramatkan khusunya di indramayu
nama beliau juga sering di sebut syekh Alimudin.
makam buyut angin terletak di desa bondan, indramayu
serta jaraknya yang berdekatan dengan masjid kuno bondan
mengenai silsilah makam buyut atas angin atau syekh Amiludin kurang
tahu persis lantaran kuncen penjaga makam tersebut sedang tidak ada di tempat.
Insya Allah, akan segera saya lengkapi
Rabu, 27 April 2011
Sejarah Kesultanan Cirebon
Sejarah Kesultanan Cirebon
Pada awalnya, Cirebon adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa. Demikian dikatakan oleh serat Sulendraningrat, yang mendasarkan pada naskah Babad Tanah Sunda. Lama-kelamaan Cirebon berkembang menjadi sebuah desa yang ramai yang diberi nama Caruban. Diberi nama demikian karena di sana bercampur para pendatang dari beraneka bangsa, agama, bahasa, dan adat istiadat.
Karena sejak awal mata pecaharian sebagian besar masyarakat adalah nelayan, maka berkembanglah pekerjaan menangkap ikan dan rebon (udang kecil) di sepanjang pantai, serta pembuatan terasi, petis dan garam. Dari istilah air bekas pembuatan terasi (belendrang) dari udang rebon ini berkembang sebutan cai-rebon (bahasa sunda : air rebon), yang kemudian menjadi Cirebon.
Dengan dukungan pelabuhan yang ramai dan sumber daya Alam dari pedalaman, cirebon menjadi salah satu pelabuhan penting di pesisir utara jawa. Dari pelabuhan Cirebon, kegiatan pelayaran dan perniagaan berlangsung antar-kepulauan nusantara maupun dengan bagian dunia lainnya. Selain itu, tidak kalah dengan kota-kota pesisir lainnya Cirebon juga tumbuh menjadi pusat penyebaran Islam di jawa barat.
Al kisah, hiduplah Ki Gedeng Tapa, seorang saudagar kaya di pelabuhan Muarajati. Ia mulai membuka hutan, membangun sebuah gubuk pada tanggal 1 Sura 1358 (tahun jawa), bertepatan dengan tahun 1445 M. Sejak saat itu, mulailah para pendatang menetap dan membentuk masyarakat baru di desa caruban. Kuwu atau kepala desa pertama yang diangkat oleh masyarakat baru itu adalah Ki Gedeng Alang-alang. Sebagai pangraksabumi atau wakilnya, diangkatlah raden Walangsungsang. Walangsungsang adalah putra prabu Siliwangi dan Nyi Mas Subanglarang atau Subangkranjang, putri Ki Gedeng Tapa. Setelah ki Gedeng Alang-alang meninggal Walangsungsang bergelar Ki Cakrabumi diangkat sebagai Kuwu pengganti ki Gedeng Alang-alang dengan gelar Pangeran Cakrabuana.
Ketika kakek ki Gedeng Tapa meninggal, pangeran cakrabuana tidak meneruskannya, melainkan mendirikan istana Pakungwati, dan membentuk pemerintahan Cirebon. Dengan demikian yang dianggap sebagai pendiri pertama kesultanan Cirebon adalah pangeran Cakrabuana (…. – 1479). Seusai menunaikan ibadah haji, Cakrabuana disebut Haji Abdullah Iman, dan tampil sebagai raja Cirebon pertama yang memerintah istana pakungwati, serta aktif menyebarkan Islam.
Pada tahun 1479 M, kedudukan Cakrabuana digantikan oleh keponakannya. Keponakan Cakrabuana tersebut merupakan buah perkawinan antara adik cakrabuana, yakni Nyai Rarasantang, dengan Syarif Abdullah dari Mesir. Keponakan Cakrabuana itulah yang bernama Syarif Hidayatullah (1448 – 1568 M). Setelah wafat, Syarif Hidayatullah dikenal dengan nama sunan Gunung Jati, atau juga bergelar ingkang Sinuhun Kanjeng Jati Purba Penetep Panatagama Awlya Allah Kutubid Jaman Khalifatura Rasulullah.
Pertumbuhan dan perkembangan kesultanan Cirebon yang pesat dimulai oleh syarif Hidayatullah. Ia kemudian diyakini sebagai pendiri dinasti kesultanan Cirebon dan Banten, serta menyebar islam di Majalengka, Kuningan, kawali Galuh, Sunda Kelapa, dan Banten. Setelah Syarif Hidayatullah wafat pada tahun 1568, terjadilah kekosongan jabatan pimpinan tertinggi kerajaan Islam cirebon. Pada mulanya, calon kuat penggantinya adalah pangeran Dipati Carbon, Putra Pengeran Pasarean, cucu syarif hidayatullah. Namun, Pangeran dipati carbon meninggal lebi h dahulu pada tahun 1565.
Kosongnya kekuasaan itu kemudian diisi dengan mengukuhkan pejabat istana yang memegang kenali pemerintahan selama syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati melaksanakan Dakwah. Pejabat tersebut adalah Fatahillah atau Fadillah Khan. Fatahillah kemudian naik tahta, secara resmi menjadi sultan cirebon sejak tahun 1568.
Naiknya Fatihillah dapat terjadi karena dua kemungkinan pertama, para sultan Gunung Jati, yaitu Pangeran Pasarean, pangeran Jayakelana, dan pangeran Bratakelana, meninggal lebih dahulu, sedangkan putra yang masih hidup, yaitu sultan Hasanuddin (pangeran Sabakingkin), memerintah di Banten berdiri sendiri sejak tahun 1552 M. Kedua, Fatahillah adalah menantu Sunan Gunung Jati (Fatahillah menikah dengan Ratu Ayu, putri sunan Gunung Jati), dan telah menunjukkan kemampuannya dalam memerintah Cirebon (1546 – 1568) mewakili Sunan Gunug Jati. Sayang, hanya dua tahun Fatahillah menduduki tahta Cirebon, karena ia meninggal pada 1570.
Sepeninggal Fatahillah, tahta jatuh kepada cucu Sunan Gunung Jati, yaitu pangeran Emas. Pangeran emas kemudian bergelar panembahan ratu I, dan memerintah cirebon selama kurang lebih 79 tahun. Setelah panembahan ratu I meninggal pada tahun 1649, pemerintahan kesultanan Cirebon dilanjutkan oleh cucunya yang bernama pangeran Karim, karena ayahnya yaitu panembahan Adiningkusumah meninggal dunia terlebih dahulu. Selanjutnya, pangeran karim dikenal dengan sebutan Panembahan Ratu II atau panembahan Girilaya.
Pada masa pemerintahan Panembahan Girilaya, Cirebon terjepit di antara dua kekuatan, yaitu kekuatan Banten dan kekuatan mataram. Banten curiga, sebab Cirebon dianggap mendekat ke Mataram. Di lain pihak, Mataram pun menuduh Cirebon tidak lagi sungguh-suingguh mendekatkan diri, karena panembahan Girilaya dan Sultan Ageng dari Banten adalah sama-sama keturunan Pajajaran.
Kondisi panas ini memuncak dengan meninggalnya panembahan Girilaya saat berkunjung ke Kartasura. Ia lalu dimakamkan di bukit Girilaya, Gogyakarta, dengan posisi sejajar dengan makam sultan Agung di Imogiri. Perlu diketahui, panembahan Girilaya adalah juga menantu Sultan Agung Hanyakrakusuma. Bersamaan dengan meninggalnya panembahan Girilaya, Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya, yakni para putra panembahan Girilaya di tahan di mataram.
Dengan kematian panembahan Girilaya, terjadi kekosongan penguasa. Sultan Ageng Tirtayasa segera dinobatkan pangeran Wangsakerta sebagai pengganti panembahan Girilaya, atas tanggung jawab pihak Banten. Sultan Ageng Tirtayasa pun kemudian mengirimkan pasukan dan kapal perang untuk membantu Trunajaya, yang pada saat itu sedang memerangi Amangkurat I dari mataram. Dengan bantuan Trunajaya, maka kedua putra penembahan Girilaya yang ditahan akhirnya dapat dibebaskan, dan dibawa kembali ke Cirebon. Bersama satu lagi putra panembahan Girilaya, mereka kemudian dinobatkan sebagai penguasa kesultanan Cirebon.
Panembahan Girilaya memiliki tiga putra, yaitu pangeran Martawijaya, pangeran Kartawijaya, dan pangeran Wangsakerta. Pada penobatan ketiganya di tahun 1677, kesultanan Cirebon terpecah menjadi tiga. Ketiga bagian itu dipimpin oleh tiga anak panembahan Girilaya, yakni :
- Pangeran Martawijaya atau sultan Kraton Kasepuhan, dengan gelar Sepuh Abi Makarimi Muhammad Samsudin (1677 – 1703)
- Pangeran Kartawijaya atau Sultan Kanoman, dengan gelar Sultan Anom Abil Makarimi Muhammad Badrudin (1677 – 1723)
- Pangeran Wangsakerta atau Panembahan Cirebon, dengan gelar pangeran Abdul Kamil Muhammad Nasarudin atau Panembahan Tohpati (1677 – 1713)
Perubahan gelar dari “pPanembahan” menjadi “Sultan” bagi dua putra tertua pangeran girilaya dilakukan oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Sebab, keduanya dilantik menjadi sultan Cirebon di Ibukota Banten. Sebagai sultan, mereka mempunyai wilayah kekuasaan penuh, rakyat, dan keraton masing-masing. Adapun pangeran Wangsakerta tidak diangkat sebagai Sultan, melainkan hanya Panembahan. Ia tidak memiliki wilayah kekuasaan atau keraton sendiri, akan tetapi berdiri sebagai Kaprabonan (paguron), yaitu tempat belajar para ilmuwan keraton.
Pergantian kepemimpinan para sultan di cirebon selanjutnya berjalan lancar, sampai pada masa pemerintahan Sultan Anom IV (1798 – 1803). Saat itu terjadilah pepecahan karena salah seorang putranya, yaitu pangeran raja kanoman, ingin memisahkan diri membangun kesultanan sendiri dengan nama kesultanan Kacirebonan.
Kehendak raja kanoman didukung oleh pemerintah belanda yang mengangkatnya menjadi Sultan Cirebon pada tahun 1807. namun belanda mengajukan satu syarat, yaitu agar putra dan para pengganti raja Kanoman tidak berhak atas gelar sultan. Cukup dengan gelar pangeran saja. Sejak saat itu, di Kesultanan Cirebon bertambah satu penguasa lagi, yaitu kesultanan Kacirebonan. Sementara tahta sultan Kanoman V jatuh pada putra Sultan Anom IV lain bernama Sultan Anom Abusoleh Imamuddin (1803 – 1811).
Sesudah kejadian tersebut, pemerintah kolonial belanda pun semakin ikut campur dalam mengatur Cirebon, sehingga peranan istana-istana kesultanan Cirebon di wilayah-wilayah kekuasaannya semakin surut. Puncaknya terjadi pada tahun-tahun 1906 dan 1926, ketika kekuasaan pemerintahan kesultanan Cirebon secara resmi dihapuskan dengan pengesahan berdirinya Kota Cirebon.
Sumber : Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara, M. Hariwijaya, S. S., M.S.i.
Bio Gas
Di Indonesia, banyak diberitakan ttg Kompor Gas yg Meledak
Terutama Kompor Program Konversi/Kompor gratis
Hal itu membuat Cemas Masyarakat Indonesia
Hingga banyak yg beralih kembali ke Minyak atau Kayu bakar
Namun perlu disadari bahwa ada Ilmu yang dpt dipelajari
Dan dpt menyelesaikan masalah tersebut, sebut saja BIOGAS
Gas yang dapat menghasilkan Api lebih besar
Di banding Gas 3kg atau 12kg
Berbahan dasar kotoran hewan, Sampah/Sisa Makanan dll
Resiko meledak lebih Rendah.
Gak' perlu bolak-balik ganti Regulator
Lebih sesuai dg keadaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan
Cara Membuat .
1.Siapkan biang atau ragi, sekitar 2 liter kotoran ternak segar, + 2 liter air. Simpan dalam botol/jerigen terbuka selama 2 bulan.
2.Siapkan drum besar, masukkan kotoran bersama peragi, beri air 1 : 1, sesekali diaduk sampai penuh.
3.Masukkan drum kecil terbalik (tidak bocor) yang sudah diberi selang dan kran udara pengeluar gas dan udara. Tekan sampai tenggelam sempurna (tidak boleh ada udara terkurung).
4.Sekitar 2 minggu, drum kecil mulai terangkat, berarti biogas sudah timbul gas. Gas pertama dibuang dengan membuka kran, drum kecil ditekan, karena tercampur udara. Bila dinyalakan bisa meledak. Selanjutnya Gas Gratis ini sudah dapat dipakai untuk memasak.
Bila Gas sudah habis, tidak di Produksi lagi berarti kotoran Ternak tersebut sudah jadi Pupuk Kompos
Lumayankan.. Tidak bau, bisa jadi Penyubur Tanah, Laku di Jual lho'
Untuk menghemat kotoran Ternak, dapat juga dicampur Makanan bekas, Sisa Sayuran, Sampah Organik
Senin, 25 April 2011
Masjid Bersejarah Bondan
masjid kuno atau di sebut juga masjid Darussajadin adalah sebuah masjid tua yang sudah berumur ratusan tahun, serta salah satu masjid tertua yang ada di pulau jawa.
masjid kuno bondan bagi masyarakat sekitar menyebutnya....karena letaknya berada
di desa bondan ,kabupaten indramayu perbatasan dengan majalengka
keunikan masjid kuno bondan adalah ....seluruh bangunannya yang terbuat dari kayu
serta berdiri di atas tanah ...menyerupai panggung
masjid kuno bondan darussajadin konon di buat dalam satu malam
selain masjid juga terdapat kentongan yang berumur sama.....cuma sudah tidak di gunakan lagi karena sudah lapuk termakan usia,
masjid kuno bondan sekarang sudah di satukan dengan bangunan baru.buat pelataran masjid
lantaran masjid ini berukuran kecil. tapi keaslian masjid masih kuno bondan hingga sekarang baik,dan terawat dengan baik
masjid kuno bondan bagi masyarakat sekitar menyebutnya....karena letaknya berada
di desa bondan ,kabupaten indramayu perbatasan dengan majalengka
keunikan masjid kuno bondan adalah ....seluruh bangunannya yang terbuat dari kayu
serta berdiri di atas tanah ...menyerupai panggung
masjid kuno bondan darussajadin konon di buat dalam satu malam
selain masjid juga terdapat kentongan yang berumur sama.....cuma sudah tidak di gunakan lagi karena sudah lapuk termakan usia,
masjid kuno bondan sekarang sudah di satukan dengan bangunan baru.buat pelataran masjid
lantaran masjid ini berukuran kecil. tapi keaslian masjid masih kuno bondan hingga sekarang baik,dan terawat dengan baik
Sabtu, 16 April 2011
Regulator Ngadat
Jika Gas tidak mau keluar ketika Regulator di Pasang ke Tabung Gas
Blm tentu Regulatornya yg Rusak, terutama saat ganti Tabung Gas
Buka regulator, Copot selangnya, Periksa bagian Moncong Regulator
Di situ ada Bola Besi yg Fungsinya sebagai Pemutus Arus Gas/Cut off
Colok dg Lidi, bila perlu tetesi sedikit sabun Cair, goyang - goyang
Atau kalo' ada Semprot dg WD 40/Cairan Penetran dikit aja
Pastikan Bola Besi sdh tidak lagi Menempel di Moncong Regulator
Pastikan Bola Besi sdh tidak lagi Menempel di Moncong Regulator
Coba di goyang - goyang, kalau sdh Bunyi klotok-klotok
Berarti sudah Bola Besinya sdh Bersih, tidak Lengket lagi
Pasang kembali Selang Gas, kencangkan Klemnya
Pasang Regulator ke Tabung Gas, ketuk2 ujung selangnya
Insya Allah... Regulator sdh Normal kembali
Insya Allah... Regulator sdh Normal kembali
Selamat mencoba....
Rabu, 13 April 2011
Empal Gentong/Teman Terkasih Slideshow
Empal Gentong/Teman Terkasih Slideshow: "TripAdvisor™ TripWow ★ Empal Gentong/Teman Terkasih Slideshow ★ to Desa Bondan and Blok Wideng (near Indramaju). Stunning free travel slideshows on TripAdvisor"
Langganan:
Postingan (Atom)